Meningkatnya jumlah pengangguran yang dialami oleh
pemuda dan lulusan dari tingkat universitas pada saat ini menjadi
suatu dilema sosial bagi masyarakat. Tingkat pendidikan level
tinggi pada saat ini ternyata belum dapat dijadikan sebagai faktor
keberhasilan dalam menunjang kehidupannya. Hal ini merupakan buah
kegagalan dari pemerintah yang belum dapat mengatasi pengangguran
secara komprehensif.
Pendapat tersebut mengemuka pada
saat seminar kebangsaan yang diselenggarakan oleh Jaringan Aksi
Mahasiswa Moestopo Untuk Rakyat di Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama), Senin lalu dengan tema “Setelah Lulus Kuliah, Kerja
Atau Berwirausaha?” Seminar tersebut menghadirkan Ade Daud
Nasution (anggota DPR F – PBR), Bambang Adhyaksa (Bendahara
PBNU), Alimin Abdullah (Staf ahli Mensesneg dan ketua Badan Pemuda
dan Olahraga DPP PAN), serta Deputi dari Kementerian Negara Pemuda
dan Olahraga bidang kepemudaaan.
Bambang Adhyaksa
mengatakan, meningkatnya jumlah pengangguran pada saat ini
dikarenakan struktur industri masih begitu rapuh. Permintaan
tenaga kerja tidak sebanding dengan supply tenaga kerja serta
ketatnya kompetisi pasar menyebabkan perusahaan begitu selektif
memilih calon pegawainya. Pendidikan yang diambil di perguruan
tinggi kadang tidak selaras dengan kebutuhan lapangan pekerjaan
saat ini.
Lain halnya menurut Ade Daud Nasution,
untuk mengatasi pengangguran saat ini diperlukan adanya suatu
kreativitas dalam mengelola usaha yang dapat dijadikan penopang
dalam kehidupan. Ia menambahkan, pengangguran pada saat jni sulit
diatasi karena jumlah pelamar kerja lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah pekerja yang dibutuhkan. Oleh karena itu ia
menganjurkan kepada para pemuda dan masyarakat untuk belajar
berwirausaha sejak dini untuk mengatasi pengangguran yang sudah
menjadi penyakit kronis yang sulit diatasi pada saat ini.
Dalam
hal menciptakan lapangan kerja baru bagi pemuda, pemerintah
melalui Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga merencanakan
melakukan dua pilar program yaitu mempersiapkan generasi muda
dalam penciptaan lapangan kerja baru dan pemberdayaan pemuda dalam
memasuki dunia persaingan global. Program ini dilakukan untuk
menumbuhkembangkan kemampuan, karakter dan kultur kewirausahaan di
kalangan pemuda dan generasi muda, serta mendorong dan memberikan
penguatan kemampuan pada pemuda sebagai pembuka kesempatan kerja
dan peluang usaha dan dapat memberikan kontribusi pada pengentasan
pengangguran dan kemiskinan.
Sumber Depnakertrans
menyebutkan, jumlah pencari kerja dari lulusan universitas pada
tahun 2005 berjumlah 303.950 dan pada tahun 2007 mengalami
peningkatan mencapai 409.890 dan total pengangguran dari semua
level pendidikan pada tahun 2007 pada saat ini mencapai
10.547.917.
Menyikapi hal ini Bambang Adhyaksa mengatakan,
tidak ada alternativ lain selain berusaha menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri, dengan berbekal ktreativitas, mobilitas yang
tinggi serta jaringan pertemanan yang luas bisa jadi modal awal
untuk bisa memulai suatu usaha. Potensi yang dimiliki oleh
Indonesia untuk mengembangkan usaha kecil mikro sangat besar.
Masih banyak potensi sumber daya alam yang dapat digali. Selain
itu besarnya pasar merupakan salah satu peluang yang baik.
Untuk
menjadi wiraswasta yang baik Alimin berpendapat diperlukan suatu
kiat untuk mempunyai visi yang jauh ke depan dan ide yang brilian
untuk survive dalam usahanya. Dan dari diri individu patut
diperluan pengetahuan yang luas dan persiapan yang matang untuk
mendapatkan peluang usaha yang maju dalam berwirausaha.
Posting Komentar